Istilah yang diciptakan oleh Arne Naess dalam artikelnya pada 1973, "The Shallow dan the Deep, Long-Range Ecology Movements" untuk menantang pandangan eksklusif yang berpusat pada manusia terhadap dunia alamiah dengan melihat lebih dalam ke pertanyaan-pertanyaan mengenai tempat kita di dalamnya (dibandingkan dengan reformasi lingkungan di permukaan yang membahas masalah tetapi tidak menangani dasar-dasar psikologis maupun filosofisnya). Dua norma mendasarnya, yang tidak dapat direduksi menjadi yang lain: realisasi diri (dibandingkan dengan realisasi-ego) dan kesetaraan biosentris yang menentang antroposentrisme sebagai inti dari permasalahan kita dengan alam. Motto Naess: "Sederhana dalam cara, kaya dalam hasil. "Setelah menyusun platform filosofis dengan George Sessions saat berkemah di Death Valley pada 1984, Naess kemudian mendefinisikan "mendalam "dalam hal pengajuan pertanyaan secara terus-menerus (problematisasi) dan pencarian perubahan yang mendalam (signifikan). Kalangan ahli ekologi memandang identifikasi - dengan tanaman dan hewan, tempat, dunia - sebagai dasar dari empati dan hubungan. (David Kidner lebih menyukai "resonansi" antara diri dan yang lainnya daripada" identifikasi. ") Warwick Fox percaya bahwa tidak seperti ekologi sosial dan ekofeminisme, ekologi dalam menggerakkan sumber dari perang kami melawan alam dari intra-spesies (manusia) ke antar-spesies, sebuah langkah yang melampaui sekadar menyalahkan kaum politisi atau industrialis dengan memfokuskan pada pembenaran mereka: antroposentrisme, yang tanpa perasaan menganggap dunia sebagai sesuatu untuk dipergunakan oleh manusia.